Based on true story! Yup kata itu adalah salah satu hal yang membuat gue menjatuhkan pilihan untuk menonton sebuah film, dari dulu sampai sekarang gue selalu menyukai film-film yang dibuat berdasarkan kisah nyata dibanding film fiksi kayak Alien, ET dan sejenisnya.
Buat gue film yang dibuat berdasarkan kisah nyata, biasanya memiliki kekuatan cerita untuk memberikan inspirasi, banyak hikmah yang bisa kita ambil dan cenderung tidak dibuat-buat (Over) dikarenakan memang menceritakan hal-hal sekitar kita.
Ngomong-ngomong soal memberikan inspirasi, ada satu film dari negeri Gajah putih (Thailand) yang berjudul The Billionaire yang sangat memberikan inspirasi untuk gue. Sebenarnya ini film udah lumayan lama, kayaknya udah dari bulan Desember 2011 dan hanya tayang di Blitzmegaplex saja (Tapi biasa kalau di Blitzmegaplex kan filmnya bisa berbulan-bulan kalo bagus).
Emang tentang apa sih filmnya?
Ok buat memberikan gambaran lebih nyata kepada kalian, btw kalian pernah makan snack ini dulu ngga..
Snack rumput laut "Tao Kae Noi"
Loh emang hubungannya apa film The Billionaire sama ini snack?
Banyak dan erat hubungannya, iya karena setelah gue nonton ini film ternyata bercerita tentang kisah nyata bisnis snack rumput laut yang berasal dari Thailand "Tao Kae Noi". Film ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang awalnya pecandu game online yang keluarganya terlilit hutang sangat banyak berubah menjadi pengusaha rumput laut terkenal di Thailand dan di puluhan negara lainnya termasuk di Indonesia.
Film ini diangkat dari kisah nyata seseorang yang bernama Top Ittipat yang diperankan oleh Peach Pachara Chirathivat, bagi yang sudah menonton film Thailand berjudul "Suck Seed" pasti tahu siapa dia. Awal cerita dimulai pada saat Top Ittipad masih duduk dibangku SMA pada tahun 2004 dan masih gemar bermain game online dan menghasilkan banyak uang dari game tersebut dari hasil penjualan senjata-senjata digame tersebut. Uang yang didapatkan begitu banyak sehingga bisa digunakan membeli mobil dan hal-hal lain yang dia inginkan.
Karena kegemaran dengan game online dan merasa bisa mendapatkan uang dari hal tersebut, membuat Top lupa diri untuk belajar sehingga nilainya hancur-hancuran dan membuat dia tidak bisa masuk ke perguruan tinggi negeri sehingga harus masuk universitas swasta.
Di sisi lain, ternyata orang tua Top diam-diam sedang mengalami masalah finansial dan terlilit hutang sangat banyak hingga mencapai 40 juta Baht atau senilai dengan 12 Milyar Rupiah dan membuat rumah mereka terpaksa disita oleh pihak Bank, sehingga membuat kedua orang tua Top menginginkan mereka sekeluarga pindah ke China untuk tinggal bersama saudaranya.
Akan tetapi Top pun ingin membuktikan bahwa Ia bukanlah seorang pecundang, Ia bersikeras tetap tinggal di Thailand dan membantu keadaan keluarganya yang sedang diunjuk tanduk tersebut. Bermodalkan sisa tabungan dan modal nekat, Top pun mencoba dari satu usaha ke usaha lainnya. Namun sayangnya masalah demi masalah selalu muncul, hingga suatu saat tercetus ide untuk menciptakan makanan ringan rumput laut.
Bukan tanpa masalah, di awal usahanya ia menghabiskan uang 100.000 baht atau 30 juta hanya untuk belajar bagaimana caranya menggoreng rumput laut. Namun ia tidak menyerah hingga akhirnya Ia berpikir untuk menaruh produknya di seluruh 7 eleven yang ada di Thailand yang jumlahnya sekitar 3.000 outlet. Akan tetapi untuk menaruh produk di 7 Eleven tidaklah semudah yang dikira, dikarenakan ada beberapa aturan untuk setiap produk agar barangnya bisa di pasarkan di 7 Eleven antara lain:
1. Desain packaging dari suatu produk haruslah menarik dan ukurannya tidak melebihi dari rak display yang telah disediakan pihak 7 Eleven
2. Produk harus bisa tahan lama atau tidak cepat rusak
3. Harga produk yang dijual harus ekonomis atau tidak mahal, sesuai dengan target pengunjung 7 Eleven yang kebanyakan dari anak muda
4. Produk tersebut harus memiliki pabrik atau kantor yang representatif, teruji secara kebersihan dan quality controlnya
Tempat nongkrong favorit ABG sekarang "7 Eleven"
Bisa dilihat dari cerita di atas begitu rumitnya untuk memasukkan sebuah produk ke 7 Eleven, coba bayangin gimana ribetnya yah klo mau franchise 7 Eleven?? -____-
Lalu inspirasi apa yang bisa di dapatkan dari film ini?
- Think less, do more : Ada sebuah adegan dimana Top memeluk Pamannya dan berkata ”Aku telah mengerahkan semuanya, jika kali ini gagal, aku akan berhenti. Dan aku akan berhenti menjadi orang yang keras kepala ” dan apa yang dikatakan pamannya ” Tidak apa-apa. Justru jika kamu terlalu banyak berpikir, kamu tidak akan mencapai seperti saat ini “
- Pengorbanan : Setidaknya ada 3 hal yang dikorbankan oleh Top untuk mencapai kesuksesan, yaitu Sekolah, Cinta, dan Keluarga. Ia harus keluar dari sekolah untuk membantu pamannya berjualan kacang Chesnut yang mulai digemari konsumen. Ia harus bertengkar dan akhirnya putus dengan pacarnya setelah pacarnya tidak menyetujui keinginan Top untuk keluar dari sekolah. Dan ia harus berpisah dengan kedua orang tuanya yang pindah ke China untuk menjadikan impiannya menjadi nyata.
- Jangan pernah menyerah : Pada film ini , tercatat beberapa kali Top mengalami kegagalan dan penipuan, namun ia tidak menyerah dan terus berusaha. Suatu saat ketika ia berada didalam mobil bersama ayahnya dan baru saja ditipu oleh seseorang, ayahnya berkata ”Berjualan itu tidak semudah bermain game. Welcome to the real world”. Top juga menjual seluruh barang yang dimilikinya untuk menemukan bagaimana cara membuat cemilan rumput laut yang enak, bahkan hal ini sempat membuat pamannya masuk rumah sakit.
- Partner : Tidak bisa dipungkiri bahwa peran Paman Top sangatlah besar dalam film ini. Dia yang membantu Top mulai dari awal ia berjualan kacang hingga Top sukses menjalankan bisnis snack rumput lautnya. Ia selalu bersedia untuk melakukan apa yang diinginkan oleh Top. Ia berteriak-teriak didalam Mall untuk menjajakan kacang yang dijual Top, ia mencoba berkardus-kardus rumput laut untuk menemukan resep membuat snack rumput laut hingga ia jatuh pingsan dan masuk rumah sakit, ia menjadi tempat Top berkeluh kesah saat percintaannya gagal, ia menjadi seseorang yang sangat berharga bagi Top. Dan saya yakin, tanpa Pamannya, Top tidak akan menjadi seperti sekarang ini.
- Belajar dan belajar : Pada film ini ada beberapa adegan dimana Top bertanya kepada orang lain mengenai barang yang akan dijualnya. Selain itu ia juga mencatat berbagai macam hal yang ia pikir bisa untuk menunjang usahanya. Top memang lebih suka mempelajari sesuatu yang langsung bisa dipraktekkan dibandingkan mendengarkan teori yang disampaikan dosen didalam kelas.
- Jujur : Film ini juga mengajarkan sebuah nilai kejujuran. Ada sebuah adegan dimana Top mencoba untuk menyuap seorang penjaga mall, dan penjaga mall itu berkata pada Ibu Top yang berada di samping Top ” Anda Ibunya kan ? Tolong disiplinkan anak anda ” . Dan Top belajar dari hal ini, pada sebuah adegan di akhir cerita, paman Top memberi Top seamplop uang untuk menyuap 2 orang yang melakukan penilaian terhadap kelayakan pabrik milik Top, namun Top tidak melakukannya dan berkata “ Aku tidak mau ada orang lain lagi yang menyalahkan orang tuaku “
0 nasehat:
Posting Komentar