5 NEGARA MAJU YANG TIDAK MENERAPKAN UJIAN NASIONAL
1. Finlandia
Finlandia sebagai
negara dengan system pendidikan termaju di dunia tidak mengenal yang namanya
Ujian Nasional. Evaluasi mutu pendidikan sepenuhnya dipercayakan kepada para
guru sehingga negara berkewajiban melatih dan mendidik guru guru agar bisa
melaksanakan evaluasi yang berkualitas. Setiap akhir semester siswa menerima
laporan pendidikan berdasarkan evaluasi yang sifatnya personal dengan tidak membandingkan
atau melabel para siswa dengan peringkat juara seperti yang telah menjadi
tradisi pendidikan kita. Mereka sangat meyakini bahwa setiap individu adalah
unik dan memiliki kemampuan yang berbeda beda.
Di Finlandia
profesi guru adalah profesi yang paling terhormat. Dokter justru berada dibawah
peringkat guru.
2. Amerika
Amerika yang
terdiri dari banyak negara bagian ternyata tidak pernah menyelenggarakan UN
atau ujian negara secara nasional.
Walaupun ada ujian
yang diselenggarakan oleh masing-masing state (negara bagian), namun tidak semua
sekolah diwajibkan mengikuti ujian negara bagian. Tiap negara bagian juga
mempunyai materi ujian-masing masing.
Sekolah-sekolah
tetap boleh menyelenggarakan ujian sendiri dan menentukan kelulusannya sendiri..
Semua lulusan, baik
lulusan yang disenggarakan oleh sekolahnya sendiri atau lulus ujian yang
diselenggarakan negara bagian, tetap boleh mengikuti ujian mauk ke college
ataupun universitas asal memenuhi persyaratan dan lulus tes masuk.
Logika pendidikan
yang digunakan yaitu: Kualitas pendidikan ditentukan oleh individu
masing-masing kelulusan. Walaupun Si A lulusan dari SMA pinggiran yang tidak
terkenal, kalau dia lulus tes masuk ke Universitas Harvard, maka diapun akan
diterima di universitas tersebut.Jadi masalah kualitas ditentukan oleh individu
(individual quality).
Pakar pendidikan
dari Columbia University, Linda Hammond (1994)
Berpendapat bahwa
nasionalisasi ujian sekolah tidak bisa memberi kreativitas guru. Sekolah tidak
bisa menciptakan strategi belajar sesuai dengan perbedaan kondisi sosial,
ekonomi, budaya, serta kemajuan teknologi. Sistem pendidikan top down oriented,
tak bisa menjawab masalah yang ada di daerah-daerah berbeda.
3. Jerman
Jerman tidak
mengenal ujian nasional. Kebijaksanaan yang diutamakan adalah membantu setiap
peserta didik dapat berkembang secara optimal, yaitu dengan:
(1) menyediakan
guru yang profesional, yang seluruh waktunya dicurahkan untuk menjadi
pendidik;
(2) menyediakan
fasilitas sekolah yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan penuh
kegembiraan dengan fasilitas olahraga dan ruang bermain yang memadai dan ruang
kerja guru;
(3) menyediakan
media pembelajaran yang kaya, yang memungkinkan peserta didik dapat secara
terus-menerus belajar melalui membaca buku wajib, buku rujukan, dan buku
bacaan, (termasuk novel), serta kelengkapan laboratorium dan perpustakaan yang
memungkinkan peserta didik belajar sampai tingkatan menikmati belajar;
(4) evaluasi yang
terus-menerus, komprehensif dan obyektif.
Melalui model
pembelajaran yang seperti inilah, yaitu peserta didik setiap saat dinilai
tingkah lakunya,
kesungguhan
belajarnya, hasil belajarnya, kemampuan intelektual, partisipasinya dalam
belajar yang menjadikan sekolah di Jerman mampu menghasilkan rakyat yang
beretos kerja tinggi, peduli mutu, dan gemar belajar.
Mereka setiap hari
belajar selalu mendapat tugas dari semua mata pelajaran yang proses maupun
hasilnya dinilai dan nilai-nilai ini memengaruhi nilai akhir semester dan
seterusnya.
4. Kanada
Di Kanada tidak ada
Ujian Nasional karena dianggap tak bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di
negara iti. Untuk kontrol kualitas di Kanada terdapat penjaminan mutu
pendidikan yang kontrolnya sangat kuat. Lembaga penjamin mutu ini benar-benar
bekerja secara ketat dari pendidikan dasar hingga menengah. Sehinga murid yang
akan masuk ke perguruan tinggi cukup dengan rapor terakhir.
Di Kanada,
perguruan tinggi tidak sulit lagi untuk menerima murid darimana pun sekolahnya.
Karena standar sekolah di sana sudah sesuai dengan standar perguruan tinggi
yang akan dimasuki setiap lulusan sekolah.
Kebalikan dengan di
Indonesia, perguruan tinggi banyak yang tidak percaya dengan lulusan sekolah
menengah. Saling tidak percaya standar ini yang menyebabkan pemborosan keuangan
negara karena harus menyelenggarakan UN dan ujian mandiri.
5. Australia
Di Negara Australia
ini, ujian nasional tidak dilaksanakan bahkan tidak dikenal sama sekali,
melainkan ujian state. Ujian ini tidak menentukan lulus tidaknya para peserta
didik, namun untuk menentukan kemana siswa tersebut akan melanjutkan
pendidikan. Berapapun nilai yang didapatkan oleh siswa dari ujian tersebut
tetap dinyatakan lulus. Nilai nol pun tetap dinyatakan lulus, namun kelulusan
tersebut tidak ada gunanya. Berarti siswa tersebut akan sangat sulit untuk
melanjutkan pendidikannya.
Senin, 08 Oktober 2012
PERISTIWA
Penerbit Unknown di 01.37
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 nasehat:
Posting Komentar